Bertempat
di Plaza Insan Berprestasi Kemdikbudristek, Sidina Community di dukung penuh
oleh Biro Humas dan Kerjasama (BKHM) Kemdikbudristek sukses menyelenggarakan
Festival Ibu Penggerak yang ketiga kalinya pada Sabtu, 28 September 2024. Festival Ibu Penggerak bertujuan
menjalin silaturahmi, networking, berbagi pengalaman dan pengetahuan sesama
member dan komunitas partner dan Festival Ibu Penggerak diharapkan bisa menciptakan ibu pemelajar yang
siap menghadapi segala tantangan dan penuh dengan keseruan lainnya. Acara di
buka oleh duo MC, Novi dan Nandya, yang memulai acara dengan games kenalan
terbanyak. Games ini bertujuan para peserta yang berjumlah sekitar 300 orang
bisa saling bernetworking dan harapannya di masa depan bisa saling
berkolaborasi.
Sambutan pertama oleh Bapak Nadiem
Makarim selaku Mendikbudristek sangat mengapresiasi dukungan dari ibu-ibu
dari Sidina Community yang merupakan komunitas ibu atau orangtua yang memiliki banyak
member dan ribuan Ibu Penggerak. Komunitas inilah yang menguatkan langkah
merdeka belajar sebagai sebuah gerakan bersama yang mengedepankan gotong
royong. Ibu - ibu yang semangat dalam menggerakkan merdeka belajar telah
mengubah mindset orang tua tentang pendidikan anaknya dimana mereka mengubah
pemikiran bahwa tanggung jawab pendidikan itu milik guru dan sekolah. Sedangkan
dalam merdeka belajar keterlibatan semua pihak adalah kunci keberhasilan
transformasi pendidikan. Orang tua mempunyai peran yang sangat penting dalam
menciptakan pembelajaran yang sangat menyenangkan menjadi cita-cita dari
merdeka belajar. Orang tua bisa dimulai dari rumah dengan menyediakan buku
bacaan yang disukai anak, di lingkungan sekolah orang tua berkolaborasi dengan
guru dalam mengimplementasikan merdeka belajar. Merdeka Belajar masih
membutuhkan keterlibatan banyak orang tua untuk melanjutkan merdeka belajar,
perlu menguatkan komunitas orangtua dan kuncinya di para ibu. Mas Menteri
menitipkan masa depan merdeka belajar ke pundak Sidina Community dan Ibu–Ibu.
Sambutan
selanjutnya dari Bapak Budi G Sadikin, selaku Menteri Kesehatan Republik
Indonesia. Pak BGS, sapaan akrab Pak Budi mengatakan bahwa keluarga sehat
merupakan kunci untuk menghasilkan generasi penerus yang cerdas. Peran orang
tua terutama ibu menjadi penting dalam mewujudkan generasi masa depan yang
sehat dan berkualitas. Ibu diharapkan mampu menjadi agen perubahan bagi
keluarga dan lingkungan. Pak BGS mengapresiasi Sidina Commuity yang
menyelenggarakan Festival Ibu Penggerak 2024 yang menjadi ruang belajar bagi
ibu-ibu dalam menghadapi tantangan untuk memberikan pola asuh yang terbaik dan
sesuai dengan program gaya hidup sehat yang mengedepankan pentingnya kolaborasi
antara pemerintah dan komunitas dalam mendukung kesehatan keluarga Indonesia,
mewujudkan komitmen masyarakat lebih sehat, lebih cerdas dan berdaya.
Bapak
Anang Ristanto selaku Plh. Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat sangat
mengapresiasi empat tahun kerjasama BKHM dengan Sidina Community yang mendukung
dan bekerjasama program merdeka belajar. Aktivitas dan program Sidina Community
sejalan dengan BKHM dan juga kerjasama dengan mitra terkait. Kami membentuk
atau mengadakan program micro influencer supaya kebijakan Kemdikbud semakin luas
tersampaikan kepada masyarakat.
Bapak
Anindito Aditomo, selaku Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen
Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek memaparkan tentang Membangun Sistem Pendidikan yang Berpusat pada
Anak Melalui Merdeka Belajar. Pak Nino, sapaan akrabnya mengatakan bahwa
anak mempunyai kesempatan belajar untuk menjadi versi terbaik dari dirinya. Supaya
anak cinta belajar dan mandiri berkembang bakat dan minatnya maka adanya Ujian
Nasional akan menjadi penghalang. Pendidikan adalah proses jangka panjang,
sulit menjadikan pendidikan sebagai agenda jangka pendek. Kita harus membuat
anak jadi juara padahal bukan itu yang menjadi prioritas merdeka belajar yang
mempunyai karakter dan nilai Pancasila. Orang tua perlu terus menumbuhkan dan
fokus pada anak untuk menjadi versi terbaik yang mempunyai kompetnsi dan
karakter. Fokus menjadi pemelajar sepanjang hayat. Saat ini ada tiga isu kontemporer
yang perlu menjadi pertimbangan dalam merancang ulang tujuan dan desain sistem
pendidikan yaitu : perubahan iklim, teknologi digital dan fragmentasi sosial. Sistem
pendidikan harus dirombak total untuk karakter anak, kemauan untuk berbuat
dalam konsep Ki Hadjar Dewantara, kemampuan bernalar, merasakan dan
berperilaku. Kurikulum Nasional tahun 2021 diterapkan hanya 3000 sekolah di
Indonesia. Tahun ini 90% lebih satuan pendidikan sudah menerapkan Kurikulum
Merdeka.
Pendidik yg
mengajar tanpa memantik gairah belajar murid sama saja dengan menempa besi
dingin
(Horace Mann)
Paparan
selanjutnya dari Ibu dr. Elvieda Sariwati, selaku Direktur Promosi Kesehatan
dan Pemberdayaan Masyarakat yang mengangkat tema tentang Peran Komunitas dalam
Pencegahan Stunting. Stunting merupakan suatu keadaan di mana tinggi badan anak
lebih rendah dari rata-rata untuk usianya karena kekurangan nutrisi yang
berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Hal ini dapat disebabkan oleh
kurangnya asupan gizi pada ibu selama kehamilan atau pada anak saat sedang
dalam masa pertumbuhan. Stunting adalah
masalah kurang gizi
kronis yang disebabkan
oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian
makanan yang tidak sesuai dengan
kebutuhan gizi. Stunting tidak
terjadi tiba tiba tapi perlu dipantau sejak bayi diukur dari panjang dan tinggi
badan bayi. Faktanya angka stunting masih tinggi di indonesia. Hal ini dimulai
dari fakta bahwa mayoritas remaja putri di Indonesia tidak rutin mengonsumsi
tablet tambah darah, dilanjut dengan bumil yang kurang gizi, bayi belum
menerima imunisasi dan pemberian ASI ekslusif yang masih rendah. Stunting
terjadi sejak dalam kandungan dan akan nampak saat anak 2 tahun dimana tinggi
badan tidak sesuai menurut umur. Banyak faktor stunting di Indonesia antara
lain kekurangan gizi kronis, kualitas air bersih yang buruk, sanitasi yang
tidak layak dan praktik pengasuhan yang tidak tepat. Pencegahan stunting harus
menjadi concern bersama untuk masa depan anak dalam jangka panjang. Pencegahan
stunting dapat dilakukan sebelum dan setelah kelahiran. Saat anak usia 6 bulan
dan sudah lepas ASI eksklusif maka perlu diperhatikan untuk MPASI nya. Pencegahan
stunting ini menyasar ke kelompok remaja putri, bumil dan balita.
Ibu Ainun Niswati Chomsun, selanjutnya menjadi narsum untuk sesi talkshow yang dimoderatori oleh Ibu Widya Natalia. Ibu Ainun merupakan Tim Staff Khusus Mendikburistek Bidang Komunikasi dan Media. Ibu Ainun berbagi tentang Bagaimana Berdaya melalui Komunitas. Banyak pertanyaan dari peserta seperti tentang bagaimana membagi waktu antara mengurus anak dengan bekerja. Ibu Ainun mengatakan setiap usia anak mempunyai tantangan tersendiri dan untuk membagi waktunya alokasikan pekerjaan menjadi 4 diagram yaitu penting dan urgent, penting tidak urgent, tidak penting dan urgent, serta tidak penting dan tidak urgent. Penting juga bagi setiap orang tua untuk menyertakan anak dalam pengambilan keputusan. Sekali-kali ajak anak untuk ikut dalam kegiatan orang tua supaya anak terbiasa bertemu orang asing, anak ikut belajar bahwa hidup bukan untuk dirinya sendiri saja dan anak akan mencontoh misalnya berbagi makanan dll. Jadilah orang tua yang mampu mendengar tidak hanya telinga tapi semua panca indera mendengarkan. Ibu Ainun juga berbagi rahasia selama belasan tahun mendirikan Akademi Berbagi, yaitu komunitas akan banyak sponsor jika dikenal orang, menjaga hubungan baik dengan media, konsisten dengan komunitasnya dan organisasi. Tak perlu hal besar, mulailah dari hal kecil.
Setelah
ishoma, acara berlanjut dengan talkshow komunitas dengan tema pengembangan diri
dalam komunitas yang menghadirkan 4 founder komunitas yaitu Susi (Founder Sidina
Community), Indah Juli (Cofounder Kumpulan Emak Blogger), Utami Sadikin (Kadiv
Partnership Ibu Profesional), Mutiara Hikma (Founder Ibu Pembelajar Indonesia)
dan Elvira (Community Strategis Mom Academy). Acara dimoderatori oleh Ibu Putri
selaku Cofounder Sidina Community. Ibu Susi mengatakan bahwa terselenggaranya Festival
Ibu Penggerak berawal dari kesukannya berkolaborasi dan ingin ibu-ibu mempunyai
untuk me time alias butuh waktu sendiri sekaligus belajar dan belajar yang
paling mudah dan murah adalah dari teman dan pengalaman orang lain. Banyak
manfaat yang di dapat dari berkomunitas dan volunteering seperti mengasah
empati, belajar berkolaborasi dan juga belajar meningkatkan skill dan
networking. Pesan penting dari Elvira yang juga seorang konten kreator adalah
ketika ibu ingin terjun ke dunia konten adalah mempunyai strategi, sesuai
dengan value kita dan membentuk tim jika sudah memungkinkan. Perlu juga
mempunyai mental yang kuat, dan tentunya mulai aja dulu dengan memanfaatkan
yang kita punya dengan konsisten. Ibu Indah Juli pun yang juga merupakan
blogger mengaku sudah aktif sejak tahun 2000 yang dimulai dengan pekerjaannya
sebagai reporter. Awal menulis tentang tumbuh kembang anak dan amazing bahwa
tulisannya puluhan tahun lalu masih ada yang menemukannya saat ini. Fokuskan
untuk bisa terus konsisten menulis setiap hari, karena semua orang bisa menulis
karena dari kecil sudah belajar menulis, perbedaanya hanya pada mau atau tidak
mau. Kita bisa mengalokasikan waktu untuk menulis seperti misalnya pagi sebelum
beraktivitas atau waktu anak sedang sekolah atau ketika anak masih bayi, maka
bisa dilakukan ketika anak masih tidur. Kuncinya adalah konsisten, mau dan
yakin bahwa tulisannya bermanfaat. Menulislah dengan hati maka rejeki akan
mengikuti. Narsum selanjutnya adalah Mutiara Hikma yang di kenal karena
kesukannya belajar. Sejatinya belajar merupakan tuntuan untuk mempersiapkan
bekal diri kita sebaik-baiknya untuk kelak di kehidupan akhirat. Bekal yang disiapkan
yaitu doa anak yang shalih dan amal jariah termasuk berbagi ilmu. Bekali diri
kita dengan ilmu yang bermanfaat karena ibu adalah madrasah buat anak anak kita.
Terakhir Utami Sadikin berbagi tentang manajemen waktunya, dimana membaginya ke
dalam 4 skala prioritas dan selalu utamakan yang penting dan mendesak,
delegasikan pekerjaan yang bisa di delegasikan karena kuncinya adalah menjaga
kewarasan. Delegasikan ke tim itu perlu supaya semua bisa berjalan sesuai yang
direncanakan serta hindari multitasking karena akan tidak fokus dan menjadikan kegiatan
itu hanya sekedar rutinitas biasa saja tanpa makna jadi jalankan dengan niat
ibadah dan ingat semua butuh proses tidak instant.
Sesi
selanjutnya adalah sesi refleksi tentang Ibu Menjadi Cermin yang dibawakan oleh
Ibu Tanti Mantily Dewi selaku Corporate Coach & Talent Advisor PT Paragon
Technology and Innovation and NLP Licensed Trainer. Para ibu di ajak berefleksi
dengan menjawab pertanyaan hal baik apa yang ibu miliki? Tantangan apa yang
selalu dihadapi dan belief apa yang selalu di pegang? Banyak ibu yang curhat
dan menangis di sesi ini, semoga pulang ke rumah jadi bertambah tangki cintanya
untuk di tuangkan ke anak dan suami ya buuu.. selalu ingat bahwa :
You are the best mom
Keep believe in yourself
Keep believe in your dreams
Keep moving on event only a small movement
Keep it simple
Keep it practical
Keep it on and on
Puncak acara dari FIP 2024 ini adalah Class of Champion ala Ruangguru. Ratusan peserta mengikuti babak penyisihan menggunakan quizizz, selanjutnya terjaring 10 peserta yang lolos di babak selanjutnya dan terpilih 5 besar masuk ke babak final. Seru banget karena pertanyaannya ga bisa di tebak seputar pengetahuan umum, literasi numerasi dan tentu tentang merdeka belajar. Terima kasih semua!
0 komentar