ZDIRY-TUFWT-EBONM-EYJ00-IDBLANTER.COM
ZDIRY-TUFWT-EBONM-EYJ00
BLANTERWISDOM105

FIP 2024 : Peran Ibu Penggerak dalam Merdeka Belajar

01/10/2024

 


Bertempat di Plaza Insan Berprestasi Kemdikbudristek, Sidina Community di dukung penuh oleh Biro Humas dan Kerjasama (BKHM) Kemdikbudristek sukses menyelenggarakan Festival Ibu Penggerak yang ketiga kalinya pada Sabtu, 28 September 2024. Festival Ibu Penggerak bertujuan menjalin silaturahmi, networking, berbagi pengalaman dan pengetahuan sesama member dan komunitas partner dan Festival Ibu Penggerak diharapkan bisa menciptakan ibu pemelajar yang siap menghadapi segala tantangan dan penuh dengan keseruan lainnya. Acara di buka oleh duo MC, Novi dan Nandya, yang memulai acara dengan games kenalan terbanyak. Games ini bertujuan para peserta yang berjumlah sekitar 300 orang bisa saling bernetworking dan harapannya di masa depan bisa saling berkolaborasi.

Sambutan pertama oleh Bapak Nadiem Makarim selaku Mendikbudristek sangat mengapresiasi dukungan dari ibu-ibu dari Sidina Community yang merupakan komunitas ibu atau orangtua yang memiliki banyak member dan ribuan Ibu Penggerak. Komunitas inilah yang menguatkan langkah merdeka belajar sebagai sebuah gerakan bersama yang mengedepankan gotong royong. Ibu - ibu yang semangat dalam menggerakkan merdeka belajar telah mengubah mindset orang tua tentang pendidikan anaknya dimana mereka mengubah pemikiran bahwa tanggung jawab pendidikan itu milik guru dan sekolah. Sedangkan dalam merdeka belajar keterlibatan semua pihak adalah kunci keberhasilan transformasi pendidikan. Orang tua mempunyai peran yang sangat penting dalam menciptakan pembelajaran yang sangat menyenangkan menjadi cita-cita dari merdeka belajar. Orang tua bisa dimulai dari rumah dengan menyediakan buku bacaan yang disukai anak, di lingkungan sekolah orang tua berkolaborasi dengan guru dalam mengimplementasikan merdeka belajar. Merdeka Belajar masih membutuhkan keterlibatan banyak orang tua untuk melanjutkan merdeka belajar, perlu menguatkan komunitas orangtua dan kuncinya di para ibu. Mas Menteri menitipkan masa depan merdeka belajar ke pundak Sidina Community dan Ibu–Ibu.

Sambutan selanjutnya dari Bapak Budi G Sadikin, selaku Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Pak BGS, sapaan akrab Pak Budi mengatakan bahwa keluarga sehat merupakan kunci untuk menghasilkan generasi penerus yang cerdas. Peran orang tua terutama ibu menjadi penting dalam mewujudkan generasi masa depan yang sehat dan berkualitas. Ibu diharapkan mampu menjadi agen perubahan bagi keluarga dan lingkungan. Pak BGS mengapresiasi Sidina Commuity yang menyelenggarakan Festival Ibu Penggerak 2024 yang menjadi ruang belajar bagi ibu-ibu dalam menghadapi tantangan untuk memberikan pola asuh yang terbaik dan sesuai dengan program gaya hidup sehat yang mengedepankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan komunitas dalam mendukung kesehatan keluarga Indonesia, mewujudkan komitmen masyarakat lebih sehat, lebih cerdas dan berdaya.

Bapak Anang Ristanto selaku Plh. Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat sangat mengapresiasi empat tahun kerjasama BKHM dengan Sidina Community yang mendukung dan bekerjasama program merdeka belajar. Aktivitas dan program Sidina Community sejalan dengan BKHM dan juga kerjasama dengan mitra terkait. Kami membentuk atau mengadakan program micro influencer supaya kebijakan Kemdikbud semakin luas tersampaikan kepada masyarakat.

Bapak Anindito Aditomo, selaku Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek memaparkan tentang Membangun Sistem Pendidikan yang Berpusat pada Anak Melalui Merdeka Belajar. Pak Nino, sapaan akrabnya mengatakan bahwa anak mempunyai kesempatan belajar untuk menjadi versi terbaik dari dirinya. Supaya anak cinta belajar dan mandiri berkembang bakat dan minatnya maka adanya Ujian Nasional akan menjadi penghalang. Pendidikan adalah proses jangka panjang, sulit menjadikan pendidikan sebagai agenda jangka pendek. Kita harus membuat anak jadi juara padahal bukan itu yang menjadi prioritas merdeka belajar yang mempunyai karakter dan nilai Pancasila. Orang tua perlu terus menumbuhkan dan fokus pada anak untuk menjadi versi terbaik yang mempunyai kompetnsi dan karakter. Fokus menjadi pemelajar sepanjang hayat. Saat ini ada tiga isu kontemporer yang perlu menjadi pertimbangan dalam merancang ulang tujuan dan desain sistem pendidikan yaitu : perubahan iklim, teknologi digital dan fragmentasi sosial. Sistem pendidikan harus dirombak total untuk karakter anak, kemauan untuk berbuat dalam konsep Ki Hadjar Dewantara, kemampuan bernalar, merasakan dan berperilaku. Kurikulum Nasional tahun 2021 diterapkan hanya 3000 sekolah di Indonesia. Tahun ini 90% lebih satuan pendidikan sudah menerapkan Kurikulum Merdeka.

Pendidik yg mengajar tanpa memantik gairah belajar murid sama saja dengan menempa besi dingin

(Horace Mann)

Paparan selanjutnya dari Ibu dr. Elvieda Sariwati, selaku Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat yang mengangkat tema tentang Peran Komunitas dalam Pencegahan Stunting. Stunting merupakan suatu keadaan di mana tinggi badan anak lebih rendah dari rata-rata untuk usianya karena kekurangan nutrisi yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya asupan gizi pada ibu selama kehamilan atau pada anak saat sedang dalam masa pertumbuhan. Stunting adalah  masalah  kurang  gizi  kronis  yang  disebabkan  oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan  kebutuhan  gizi. Stunting tidak terjadi tiba tiba tapi perlu dipantau sejak bayi diukur dari panjang dan tinggi badan bayi. Faktanya angka stunting masih tinggi di indonesia. Hal ini dimulai dari fakta bahwa mayoritas remaja putri di Indonesia tidak rutin mengonsumsi tablet tambah darah, dilanjut dengan bumil yang kurang gizi, bayi belum menerima imunisasi dan pemberian ASI ekslusif yang masih rendah. Stunting terjadi sejak dalam kandungan dan akan nampak saat anak 2 tahun dimana tinggi badan tidak sesuai menurut umur. Banyak faktor stunting di Indonesia antara lain kekurangan gizi kronis, kualitas air bersih yang buruk, sanitasi yang tidak layak dan praktik pengasuhan yang tidak tepat. Pencegahan stunting harus menjadi concern bersama untuk masa depan anak dalam jangka panjang. Pencegahan stunting dapat dilakukan sebelum dan setelah kelahiran. Saat anak usia 6 bulan dan sudah lepas ASI eksklusif maka perlu diperhatikan untuk MPASI nya. Pencegahan stunting ini menyasar ke kelompok remaja putri, bumil dan balita.


Ibu Ainun Niswati Chomsun, selanjutnya menjadi narsum untuk sesi talkshow yang dimoderatori oleh Ibu Widya Natalia. Ibu Ainun merupakan Tim Staff Khusus Mendikburistek Bidang Komunikasi dan Media. Ibu Ainun berbagi tentang Bagaimana Berdaya melalui Komunitas. Banyak pertanyaan dari peserta seperti tentang bagaimana membagi waktu antara mengurus anak dengan bekerja. Ibu Ainun mengatakan setiap usia anak mempunyai tantangan tersendiri dan untuk membagi waktunya alokasikan pekerjaan menjadi 4 diagram yaitu penting dan urgent, penting tidak urgent, tidak penting dan urgent, serta tidak penting dan tidak urgent. Penting juga bagi setiap orang tua untuk menyertakan anak dalam pengambilan keputusan. Sekali-kali ajak anak untuk ikut dalam kegiatan orang tua supaya anak terbiasa bertemu orang asing, anak ikut belajar bahwa hidup bukan untuk dirinya sendiri saja dan anak akan mencontoh misalnya berbagi makanan dll. Jadilah orang tua yang mampu mendengar tidak hanya telinga tapi semua panca indera mendengarkan. Ibu Ainun juga berbagi rahasia selama belasan tahun mendirikan Akademi Berbagi, yaitu komunitas akan banyak sponsor jika dikenal orang, menjaga hubungan baik dengan media, konsisten dengan komunitasnya dan organisasi. Tak perlu hal besar, mulailah dari hal kecil.

Setelah ishoma, acara berlanjut dengan talkshow komunitas dengan tema pengembangan diri dalam komunitas yang menghadirkan 4 founder komunitas yaitu Susi (Founder Sidina Community), Indah Juli (Cofounder Kumpulan Emak Blogger), Utami Sadikin (Kadiv Partnership Ibu Profesional), Mutiara Hikma (Founder Ibu Pembelajar Indonesia) dan Elvira (Community Strategis Mom Academy). Acara dimoderatori oleh Ibu Putri selaku Cofounder Sidina Community. Ibu Susi mengatakan bahwa terselenggaranya Festival Ibu Penggerak berawal dari kesukannya berkolaborasi dan ingin ibu-ibu mempunyai untuk me time alias butuh waktu sendiri sekaligus belajar dan belajar yang paling mudah dan murah adalah dari teman dan pengalaman orang lain. Banyak manfaat yang di dapat dari berkomunitas dan volunteering seperti mengasah empati, belajar berkolaborasi dan juga belajar meningkatkan skill dan networking. Pesan penting dari Elvira yang juga seorang konten kreator adalah ketika ibu ingin terjun ke dunia konten adalah mempunyai strategi, sesuai dengan value kita dan membentuk tim jika sudah memungkinkan. Perlu juga mempunyai mental yang kuat, dan tentunya mulai aja dulu dengan memanfaatkan yang kita punya dengan konsisten. Ibu Indah Juli pun yang juga merupakan blogger mengaku sudah aktif sejak tahun 2000 yang dimulai dengan pekerjaannya sebagai reporter. Awal menulis tentang tumbuh kembang anak dan amazing bahwa tulisannya puluhan tahun lalu masih ada yang menemukannya saat ini. Fokuskan untuk bisa terus konsisten menulis setiap hari, karena semua orang bisa menulis karena dari kecil sudah belajar menulis, perbedaanya hanya pada mau atau tidak mau. Kita bisa mengalokasikan waktu untuk menulis seperti misalnya pagi sebelum beraktivitas atau waktu anak sedang sekolah atau ketika anak masih bayi, maka bisa dilakukan ketika anak masih tidur. Kuncinya adalah konsisten, mau dan yakin bahwa tulisannya bermanfaat. Menulislah dengan hati maka rejeki akan mengikuti. Narsum selanjutnya adalah Mutiara Hikma yang di kenal karena kesukannya belajar. Sejatinya belajar merupakan tuntuan untuk mempersiapkan bekal diri kita sebaik-baiknya untuk kelak di kehidupan akhirat. Bekal yang disiapkan yaitu doa anak yang shalih dan amal jariah termasuk berbagi ilmu. Bekali diri kita dengan ilmu yang bermanfaat karena ibu adalah madrasah buat anak anak kita. Terakhir Utami Sadikin berbagi tentang manajemen waktunya, dimana membaginya ke dalam 4 skala prioritas dan selalu utamakan yang penting dan mendesak, delegasikan pekerjaan yang bisa di delegasikan karena kuncinya adalah menjaga kewarasan. Delegasikan ke tim itu perlu supaya semua bisa berjalan sesuai yang direncanakan serta hindari multitasking karena akan tidak fokus dan menjadikan kegiatan itu hanya sekedar rutinitas biasa saja tanpa makna jadi jalankan dengan niat ibadah dan ingat semua butuh proses tidak instant.

Sesi selanjutnya adalah sesi refleksi tentang Ibu Menjadi Cermin yang dibawakan oleh Ibu Tanti Mantily Dewi selaku Corporate Coach & Talent Advisor PT Paragon Technology and Innovation and NLP Licensed Trainer. Para ibu di ajak berefleksi dengan menjawab pertanyaan hal baik apa yang ibu miliki? Tantangan apa yang selalu dihadapi dan belief apa yang selalu di pegang? Banyak ibu yang curhat dan menangis di sesi ini, semoga pulang ke rumah jadi bertambah tangki cintanya untuk di tuangkan ke anak dan suami ya buuu.. selalu ingat bahwa :

You are the best mom

Keep believe in yourself

Keep believe in your dreams

Keep moving on event only a small movement

Keep it simple

Keep it practical

Keep it on and on

Puncak acara dari FIP 2024 ini adalah Class of Champion ala Ruangguru. Ratusan peserta mengikuti babak penyisihan menggunakan quizizz, selanjutnya terjaring 10 peserta yang lolos di babak selanjutnya dan terpilih 5 besar masuk ke babak final. Seru banget karena pertanyaannya ga bisa di tebak seputar pengetahuan umum, literasi numerasi dan tentu tentang merdeka belajar. Terima kasih semua!

 


Share This :
Susi Sukaesih

Hai semua! Pendidikan masih menjadi senjata ampuh untuk memutus rantai kemiskinan. Yuk belajar dan berbagi bersama gerakan #IbuPenggerak. Saya Susi, Ibu 2 putra. Founder Sidina Corp (Sidina Community & Sidina ID)

0 komentar