ZDIRY-TUFWT-EBONM-EYJ00-IDBLANTER.COM
ZDIRY-TUFWT-EBONM-EYJ00
BLANTERWISDOM105

Bagaimana Membesarkan Anak Dengan Karakter Baik

18/08/2024

 

Rumah selalu menjadi sekolah terbaik untuk mengajarkan karakter, namun dengan kondisi dunia saat ini kita perlu perhatian lebih dalam upaya membangun karakter anak. Berikut ada 10 tips parenting dari Buku Building Moral Intelligence : The Seven Essential Virtues That Teach Kids to Do the Right Thing untuk membantu anak membedakan apa yang benar dan apa yang salah, menginternalisasi value yang baik dan berperilaku baik tanpa arahan orang dewasa.

 

Berkomitmen Membangun Moral Anak

“Seberapa penting untukmu membangun moral anak?”. Ini merupakan pertanyaan krusial untuk di tanyakan karena riset menunjukkan bahwa orang tua yang berkeyakinan kuat anaknya menjadi orang baik biasanya sukses. Dan ini semua karena mereka berkomitmen pada dirinya untuk mengusahakannya. Jika kita ingin membangun moral anak, maka buatlah komitmen personal untuk membangunnya.

Pertanyaan No.1 : dari skala 1 sampai 10, seberapa penting untuk anak kita menjadi orang yang mempunyai karakter moral yang kuat?

2.   Ketahui nilai kita dan bagikan pada anak

Sebelum kita bisa mengembangkan moral anak, kita harus juga jelas tentang nilai apa yang kita percaya. Ambil waktu untuk memikirkan value/nilai kita, dan kemudian bagikan secara rutin dengan menjelaskan alasan kita mempunyai nilai tersebut. Lebih dari 400 value yang teridentifikasi. Pilih yang paling penting untuk kita dan pasangan dan berkomitmen untuk menjalankannya secara teratur.

Pertanyaan No.2 : Bayangkan 30 tahun dari sekarang dan anak kita tumbuh besar. Karakter atau sifat apa yang kita harapkan mereka hayati/internalisasi dari masa kecil mereka? Sifat apa yang kita pikir anak kita butuhkan untuk menjadi orang baik?

Contohnya adalah : ketegasan, perhatian, peduli, kerjasama, keberanian, sopan santun, dapat diandalkan, punya tekad yang kuat, disiplin, empati, adil, kesetiaan, fleksibilitas, mudah memaafkan, ramah, hemat, murah hati, jujur, rendah hati, idealisme, inisiatif, integritas, berpihak pada kebenaran, optimis, sabar, tanggung jawab, self control, sederhana, niat yang tulus, kegigihan, penuh syukur, toleransi dll.

Menjadi contoh moral yang kuat

Orang tua merupakan contoh moral pertama dan paling kuat untuk anaknya, jadi pastikan perilaku moral anak mengambil dari orang tua adalah sesuatu yang kita ingin mereka untuk tiru. Coba untuk membuat hidup kita menjadi contoh nyata dari perilaku moral yang baik untuk anak lihat.

Pertanyaan No.3 : Setiap hari tanya :”Jika anak hanya melihat perilaku saya untuk dilihat, contoh apa yang ingin dia tangkap?"

Cari moment untuk mengajarkan

Moment mengajarkan terbaik adalah seringkali yang tidak direncanakan – terjadi dengan tidak sengaja. Cari isu moral yang akan dibicarakan. Ambil manfaat dari kesempatan tersebut karena hal itu membantu anak mengembangkan kepercayaan nilai yang kuat yang akan membantu perilaku mereka sepanjang hidupnya. Setelah itu, anak terus merekam value orang tua secara terus-menerus. Jadi penting sekali mereka mendengar standar moral dari orang tua. Tayangan TV, film, koran dan literatur banyak diisi oleh isu moral sehari-hari. Kita bisa menggunakannya untuk mendiskusikan value kita dengan anak namun dengan catatan hanya ketika kita mengetahui value kita.

Pertanyaan No.4 : Momen apa yang bisa saya gunakan hari ini untuk membantu anak memahami dan mengadopsi nilai moral yang kuat?

5.   Gunakan disiplin sebagai pelajaran moral

Nancy Eisenberg, Penulis The Caring Child mengatakan salah satu praktek pembentukan karakter adalah menunjukkan akibat dari perilaku anak terhadap orang lain (“Lihat, kamu membuatnya menangis”) atau tekankan perasaan korban ("Sekarang dia merasa sedih”). Hal ini untuk mendorong pertumbuhan moral anak seiring dengan perilaku sosialnya dan bisa menjadi efektif bahkan untuk anak yang masih kecil. Coba bermain peran dengan anak dengan menggunakan mainan favoritnya. Setelah “mencuri” mainannya, tanya pada anak, “bagaimana perasaanmu jika seseorang mencuri mainanmu?” apakah itu adil? mengapa tidak? dengan anak yang lebih besar, kita bisa bertanya , “apakah kamu ingin seseorang mencuri darimu? Atau “bayangkan kamu baru menemukan seseorang mencuri mainan temanmu, bagaimana perasaanmu? dan apa yang ingin kamu katakan untuk orang yang mengambil mainan temanmu?

Disiplin yang efektif memastikan bahwa anak tidak hanya mengenali mengapa perilakunya salah namun juga mengetahui perilaku benar apa yang harus dilakukan di masa yang akan datang. Gunakan pertanyaan yang tepat untuk membantu anak melebarkan kemampuannya untuk memahami perspektif orang lain dan memahami konsekuensi dari perilakunya. Jadi bantu anak merefleksikan :”hal baik apa yang harus dilakukan? Apa yang harus saya lakukan selanjutnya?” dengan cara tersebut anak akan belajar dari kesalahannya dan moralnya akan tumbuh.

Pertanyaan No.5 : ingat tujuan utama kita adalah “menyapih” anak dari arahan kita sehingga mereka bisa bertindak benar dengan sendirinya. Apakah praktek disiplin kita membantu anak belajar dari kesalahannya sehingga mereka tumbuh secara moral?

 

Mengharapkan perilaku moral

Penelitian menunjukkan anak yang berperilaku moral yang baik mempunyai orang tua yang mengharapkan mereka untuk melakukannya. Hal ini menetapkan standar untuk perilaku anak dan juga membuat anak paham value yang di anut. Jadi, sampaikan standar kita, diskusikan dan kemudian secara konsisten perkuat sampai menjadi value anak juga.

Pertanyaan No.6 : Ambil momen untuk bertanya pada anak, “Value apa yang kita perjuangkan dalam keluarga?” apa yang paling penting di rumah kita?”

Petunjuk : Jika anak tidak dengan segera menyebutkan value tersebut, bisa berarti kita tidak mencontohkan, mendiskusikan atau memperkuatnya dengan cukup.

Refleksikan akibat dari suatu perilaku

Peneliti menyebutkan salah satu praktek pembentukan moral terbaik adalah dengan menunjukkan akibat dari perilaku anak terhadap orang lain. Secara terus-menerus gunakan pertanyaan dalam konteks yang tepat bisa memperkuat pertumbuhan moral anak: (“Lihat, kamu membuatnya menangis”) atau soroti perasaan korban (“Sekarang dia merasa sedih”). Cara ini membantu anak bisa membayangkan bagaimana rasanya menjadi korban, sehingga anak akan menjadi lebih sensitif bagaimana perilakunya bisa mempengaruhi orang lain.

Pertanyaan No.7 : Bagaimana kita membantu anak merefleksikan perilakunya terhadap orang lain?

Perkuat Perilaku Moral

Salah satu cara paking sederhana untuk membantu anak mempelajari perilaku baru adalah dengan memperkuatnya ketika terjadi – sesuai konteks! Jadi identifikasi perilaku anak dan jelaskan alasan kita mengapresiasi perilaku benar anak.

Pertanyaan No.8 : Kapan terakhir kali kita memuji anak yang sudah menunjukkan sifat yang baik? Apakah kita sudah secara seimbang menyampaikan pada anak bahwa kita ingin mereka sukses secara akademik dan juga menjadi orang yang baik?


Prioritaskan moral value dan karakter baik setiap hari


Anak tidak belajar menjadi orang baik dari membaca tentang karakter di buku, tetapi dari menyaksikannya atau melakukan perbuatan baik. Dorong anak untuk mengulurkan tangan untuk membuat perbedaan di dunia. Bantu mereka mengenali dampak positif dari gesture mereka terhadap lawan bicara. Tujuan nyata adalah agar menjadi sedikit tergantung pada bantuan orang dewasa dengan menggabungkan prinsip moral ke dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini bisa terjadi jika orang tua menekankan pentingnya value yang di pilih dan anak terus-menerus praktek moral perilaku tersebut dengan panduan kita.

Pertanyaan No.9. Cara sederhana apa yang hari ini kita lakukan untuk memahami anak memahami pentingnya karakter? jenis bantuan atau kesempatan apa yang bisa kita berikan untuk anak?


Tanamkan golden rule

Ajarkan anak golden rule yang telah banyak orang terapkan berabad lamanya, “perlakukan orang lain seperti kita ingin diperlakukan. Ingatkan anak sebelum bertindak untuk bertanya ada diri mereka: “Apakah saya ingin orang lain perlakukan saya seperti ini?” atau “bagaimana perasaan dia?” empati merupakan penggerak moral and pertanyaan yang membangun empati bisa membantu anak untuk memikirkan perilakunya dan konsekuensi dari tindakannya terhadap orang lain.

Pertanyaan No.10 : Bagaimana kita bisa membuat Golden Rule atau mantra pembentukan karakter lainnya sehingga menjadi prinsip keluarga yang bisa diadopsi oleh anak?

Translate dari : https://micheleborba.com/building-moral-intelligence-and-character/10-tips-for-raising-moral-kids/

Share juga yuk parents apa yang sudah dilakukan di rumah dalam pembentukan karakter anak di kolom komentar

Share This :
Susi Sukaesih

Hai semua! Pendidikan masih menjadi senjata ampuh untuk memutus rantai kemiskinan. Yuk belajar dan berbagi bersama gerakan #IbuPenggerak. Saya Susi, Ibu 2 putra. Founder Sidina Corp (Sidina Community & Sidina ID)

0 komentar